Home / FAM68 / Solorun Micky van de Ven yang Mengubah Cara Publik Memandang Bek Tengah

Solorun Micky van de Ven yang Mengubah Cara Publik Memandang Bek Tengah

Solorun Micky Hasil lengkap dari Permainan olahraga Anda tersedia di FAM68

FAM68 – Solorun Micky: Di tengah atmosfer Liga Champions yang sering menyuguhkan kejutan, kemenangan Tottenham atas FC Copenhagen (4–0) menghadirkan satu momen yang membekas dalam ingatan. Bukan datang dari penyerang maupun gelandang kreatif, melainkan dari seorang bek tengah: Micky van de Ven.

Aksinya memicu gelombang keterkejutan—bukan hanya dari ribuan penonton tetapi juga dari rekan setimnya. Ekspresi Destiny Udogie yang memegang kepala dengan kedua tangan ketika Van de Ven masih berlari, menjadi simbol ketidakpercayaan kolektif terhadap apa yang baru saja terjadi.

Dalam hitungan detik, satu solorun mengubah cara publik menilai peran bek tengah. Peristiwa tersebut tidak hanya menghasilkan gol, tetapi juga menantang logika sepak bola modern.

Berita Bola Selanjutnya :Chelsea Bidik Poin Penuh dalam Lawatan ke Markas Tottenham Hotspur

Solorun Micky: Gol yang Tidak Biasa

FAM68 – Aksi berawal ketika Joao Palhinha memenangkan perebutan bola di area pertahanan. Van de Ven mengontrolnya dan langsung melaju dari garis belakan­g, memadukan kecepatan, kendali bola, dan stamina dengan tingkat presisi yang jarang terlihat.

Aksi ini mengingatkan pada gol ikonik Son Heung-min ke gawang Burnley beberapa musim lalu—juga terjadi di stadion yang sama. Namun perbedaan besarnya terletak pada eksekutor: seorang bek tengah. Detail itulah yang membuat momen ini terasa nyaris tanpa preseden.

Selama lari sepanjang hampir 80 yard, Van de Ven menghindari pressing lawan sekaligus menjaga keseimbangan tubuh seakan tak tersentuh.

Pelatih Thomas Frank bahkan menyamakan aksinya dengan “Lionel Messi yang bertransformasi menjadi bek tengah”—pernyataan yang menggambarkan betapa liarnya kejadian itu.

Stadion Tersekap dalam Ketidakpercayaan

FAM68 – Setiap langkah Van de Ven memicu gelombang suara dari tribune. Sorakan, teriakan, dan desahan takjub menyatu ketika ia semakin mendekati kotak penalti.

Ketika akhirnya memilih untuk menembak, ia tidak mengandalkan power. Ia mengarahkan bola ke tiang dekat dengan tenang dan terukur—keputusan yang menunjukkan kejernihan pikiran setelah sprint panjang.

Saat bola bersarang, stadion terdiam sepersekian detik sebelum meledak. Sekitar 50.000 penonton seperti menyaksikan sesuatu yang lebih dari gol biasa: sebuah anomali yang berpotensi abadi.

Berita Bola Sebelumnya :Real Madrid Perkukuh Dominasi Lewat Kemenangan di El Clasico

Solorun Micky: Makna Setelah Selebrasi

FAM68 – Van de Ven sempat menuai kritik akibat reaksinya terhadap Thomas Frank pada laga melawan Chelsea sebelumnya. Namun gol ini terasa seperti penebusan emosional yang tiba tepat waktu.

Dalam wawancara bersama TNT Sports, ia menjelaskan proses berpikirnya:“Aku mulai menggiring bola dan berpikir apakah mereka bisa mengejarku. Ketika aku melihat ruang terbuka, aku tetap maju. Pada akhirnya aku tahu kapan harus menembak.”

Keyakinan diri itu, ditambah kemampuan atletik dan teknik yang matang, membentuk sebuah momen yang sulit terulang. Para pendukung Tottenham tidak hanya merayakan gol, tetapi juga menyaksikan potensi pemain yang terus berkembang.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *