Home / FAM68 / 5 Hal yang Bisa Dipetik dari Hasil 0-0 Indonesia U-23 Kontra Laos

5 Hal yang Bisa Dipetik dari Hasil 0-0 Indonesia U-23 Kontra Laos

FAM68Timnas Indonesia U- 23 kandas mengamankan 3 poin pada matchday awal Tim J Kualifikasi Piala Asia U- 23 2026, Sabtu( 3/ 9) malam Wib. Bermain di Stadion Gelora Delta, skuat Garuda Muda wajib puas berbagi angka usai ditahan imbang Laos 0- 0.

Selama pertandingan, Indonesia nampak kesusahan memecahkan pertahanan rapat Laos. Lawan tampak disiplin di lini balik, menutup rapat tiap ruang di kotak penalti. Kiper Kop Lokphathip pula bermain gemilang dengan sebagian penyelamatan krusial.

Pelatih Gerald Vanenburg berupaya seluruh metode buat mengganti jalannya laga. Dia melaksanakan pergantian pemain, menaikkan opsi di lini serbu, sampai mengganti strategi game. Tetapi, sampai peluit panjang berbunyi, skor senantiasa bertahan tanpa berhasil.

Sedangkan itu, di laga lain Tim J, Korea Selatan tampak perkasa dengan menghantam Makau 5- 0. Hasil tersebut membuat Taeguk Warriors mengetuai klasemen sedangkan serta jadi salah satunya regu yang mencapai kemenangan pada matchday awal.

Dominasi Tanpa Hasil

Indonesia memanglah tampak dominan kala berhadapan dengan Laos. Bagi statistik LapangBola, kemampuan bola Garuda Muda menggapai 83 persen. Tetapi dominasi itu tidak berbuah manis sebab minimnya daya guna di lini depan.

Dari total 25 percobaan tembakan, cuma 5 yang menuju pas ke gawang. Laos tampak sangat disiplin melindungi zona pertahanannya, sedangkan Indonesia kerapkali terburu- buru dalam mengambil keputusan di zona sepertiga akhir. Regu ini butuh lebih tabah dalam mengalirkan bola buat mengganggu struktur pertahanan lawan.

Permasalahan Lama yang Terulang

Indonesia memahami penuh jalannya pertandingan, namun kandas mencetak berhasil. Keadaan ini tidaklah perihal baru. Permasalahan daya guna di lini serbu pula nampak jelas pada ajang Piala AFF U- 23 2025, di mana Garuda Muda cuma tampak tajam kala mengalami regu lemah semacam Brunei Darussalam.

Vanenburg pasti menyadari perkara tersebut. Dia apalagi memanggil Rafael Struick buat mempertajam lini depan. Sayangnya, sampai saat ini permasalahan belum seluruhnya teratasi, sedangkan waktu revisi terus menjadi terbatas.

Berartinya Skema Bola Mati

Berhasil tidak cuma dapat lahir dari game terbuka, melainkan pula suasana bola mati. Indonesia sesungguhnya mempunyai banyak peluang dari suasana ini. Bersumber pada catatan LapangBola, Garuda Muda mendapatkan 9 sepak pojok. Bila ditambah dengan lemparan ke dalam Robi Darwis, jumlah kesempatan kian meningkat.

Sayangnya, eksekusi bola mati tersebut jauh dari kata efisien. Indonesia kandas mengoptimalkan keunggulan bentuk badan sebagian pemainnya buat mengonversi sepak pojok jadi berhasil.

Laos Tiru Style Shin Tae- yong

Pendekatan taktik Laos di dasar Ha Hyeok- jun membuat banyak fans Indonesia teringat pada wujud Shin Tae- yong. Tidak hanya bersama berasal dari Korea Selatan, style game mereka juga mirip.

Laos memakai formasi 5- 4- 1, bertahan dengan rapat, kemudian sesekali berupaya mencuri kesempatan melalui transisi kilat. Para pemain Laos pula menampilkan energi juang besar dengan senantiasa berlari sampai menit 90+4. Pola game ini persis semacam yang sering diterapkan Shin Tae- yong kala Indonesia mengalami lawan yang lebih kokoh.

Jalur Susah Mengarah Arab Saudi

Hasil imbang melawan Laos instan jadi kerugian besar untuk Indonesia, yang sejatinya diharapkan dapat mencapai kemenangan. Suasana ini membuat kesempatan Garuda Muda lolos ke putaran final Piala Asia U- 23 terus menjadi berat.

Bila Indonesia kandas mencapai kemenangan atas Makau di laga selanjutnya sedangkan Korea Selatan kembali menang atas Laos, hingga kans jadi juara Tim J otomatis tertutup.

Dalam keadaan itu, Indonesia cuma dapat berharap pada jalan runner- up terbaik. Maksudnya, nasib Garuda Muda hendak sangat tergantung pada hasil dari grup- grup lain yang pula memperebutkan tiket ke putaran final.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *